Beberapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawanya, banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi. Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan. Pada bab ini dibahas beberapa unsur logam dan beberapa unsur nonlogam yang berperan penting bagi kesejahteraan hidup manusia.
Unsur-unsur di Alam
Pada umumnya unsur-unsur logam terkandung dalam batuan sebagai senyawa yang disebut mineral bijih logam.
Berbagai bijih logam tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa di antaranya tercantum dalam tabel berikut ini.
Berbagai bijih logam tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa di antaranya tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.Beberapa mineral bijih logam
Emas dan perak terdapat dalam keadaan murni tersebar di beberapa daerah yaitu Salido (Sumatra Barat), Rejang Lebong (Sumatra Selatan), Bengkulu, Cikotok (Jawa Barat), Paleleh (Sulawesi Utara), Bolaang Mongondow (Sulawesi Tengah), Kota Waringin (Kalimantan Barat). Untuk memperoleh logam-logam berat seperti besi, timah, dan tembaga dari bijihnya, biasanya dilakukan melalui langkah-langkah pemekatan, pengeringan, pembakaran (untuk bijih yang bukan oksida), reduksi, dan pemurnian. Aluminium diperoleh melalui elektrolisis.
Kelimpahan Unsur-unsur di Kulit Bumi
Unsur-unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah oksigen, silikon, dan aluminium (Tabel 2).
Tabel 2. Persentase Kelimpahan Unsur di Kulit Bumi
Sumber komersial dari oksigen dan nitrogen adalah udara. Kelimpahan unsur nitrogen dalam udara 78,09% dan oksigen 20,94%. Sedangkan unsur lainnya kurang dari 1%. Beberapa unsur diperoleh dari air laut. Misalnya, natrium, klorin, magnesium, dan bromin. Konsentrasi unsur terbesar dalam air laut adalah klorida sebesar 18,980 g/kg air laut, kemudian diikuti unsur natrium sebesar 10,556 g/ kg air laut (Sumber: Petrucci dan Suminar Ahmad, 1987: 98).
Komposisi alkali dalam kerak bumi
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawa.
Berikut ini tabel kadar unsur-unsur alkali di kerak bumi dalam satuan bpj (bagian per sejuta).
Tabel. 3. Kadar unsur-unsur alkali di kerak bumi dalam satuan bpj
Unsur yang paling banyak adalah Na dan K. Kedua unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.
Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk senyawanya
a. Berilium
terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium
sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3),
karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
c. Kalsium
sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium
sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium
sebagai bijih barit (BaSO4).
Unsur-unsur periode ketiga di alam
Unsur-unsur transisi periode keempat di alam
Di alam unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam senyawa/mineral berupa oksida, sulfida, atau karbonat. Berikut ini tabel beberapa mineral terpenting dari unsur-unsur transisi periode keempat.
Tabel 4. Beberapa mineral dari unsur transisi periode keempat
Sifat halogen
1) Halogen merupakan golongan yang sangat reaktif dalam menerima elektron dan bertindak sebagai oksidator kuat dalam satu golongan. Makin ke atas, oksidator makin kuat.
2) Keelektronegatifan halogen dalam satu golongan makin ke atas makin besar. Unsur yang paling elektronegatif dibanding unsur lain dalam sistem periodik adalah fluor (perhatikan data keelektronegatifan).
3) Jari-jari atom halogen dalam satu golongan makin ke atas makin kecil (perhatikan data). Ini berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin kecil. Perhatikan juga titik didih dan titik lelehnya, makin ke atas makin kecil.
Tabel 5.Data sifat-sifat unsur halogen
Unsur halogen sangat berbahaya terhadap mata dan tenggorokan. Unsur halogen mempunyai bau yang merangsang dan berwarna. Walaupun brom berwujud cair, tetapi brom mudah sekali menguap. Begitu juga iodium, mudah sekali menyublim.
4) Unsur golongan halogen bersifat oksidator. Urutan kekuatan oksidator halogen dapat dilihat dari data potensial reduksinya:
Berdasarkan data tersebut, makin ke atas, daya oksidasinya (oksidator) makin kuat. Data ini dapat digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi halogen dengan senyawa halida dapat berlangsung atau tidak. Caranya dengan menghitung potensial sel, jika harga potensial sel positif berarti reaksi berlangsung dan jika harga potensial sel negatif berarti reaksi tidak berlangsung
Halogen (yang bebas/diatomik) yang berada di atas dapat bereaksi dengan halida (senyawa/ ion halida) yang berada di bawahnya. Contoh reaksi berlangsung:
Jika halogen yang bebas berada di bawah senyawa/ion halida, maka reaksi tidak berlangsung. Contoh reaksi tidak berlangsung:
Secara sederhana halogen yang di atas dapat mendesak/mengusir halida yang di bawahnya, seperti atasan dapat mengusir bawahannya. Halogen di bawah tidak dapat mendesak/ mengusir halida yang di atasnya, seperti bawahan tidak dapat mengusir atasannya.
5) Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, kecuali fluor.
Tabel 6. Bilangan oksidasi halogen, oksida halogen, dan asam oksihalogen
Asam oksihalida bersifat sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Makin banyak atom O yang diikat, oksidator makin kuat.
Sifat asam dari oksihalida akan bertambah kuat dengan
bertambahnya jumlah atom O. Jadi, urutan kekuatan asam: HClO < HClO
2
< HClO
3 < HClO
4.
Manfaat Unsur dan Senyawa
Sifat gas mulia (Golongan VIIIA)
Gas mulia dalam sistem periodik terdapat dalam golongan VIIIA. Gas mulia dahulu juga disebut golongan nol. Gas mulia terdiri atas unsur-unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Radon bersifat radioaktif.
Tabel 7.Sifat unsur-unsur gas mulia
Sifat-sifatnya:
1) Unsur-unsur gas mulia mengandung 8 elektron pada kulit terluarnya kecuali He mengandung 2 elektron.
2) Energi ionisasinya sangat tinggi, akibatnya unsurunsur gas mulia sukar bereaksi dengan unsurunsur lainnya.
3) Pada tabel dapat dilihat bahwa titik leleh dan titik didihnya sangat rendah, namun baik titik leleh maupun titik didih makin ke bawah makin tinggi, sesuai dengan makin besarnya massa atom gas mulia.
4) Molekul gas mulia monoatomik.
Sifat alkali dan alkali tanah
Unsur-unsur kedua golongan tersebut sebagai berikut.
Dalam sistem periodik, alkali terletak pada golongan IA (kecuali H) dengan elektron valensi 1 yaitu ns1. Sedangkan alkali tanah terletak pada golongan IIA dengan elektron valensi 2 yaitu ns2. Kedua golongan ini dimulai pada periode 2. Dengan elektron valensi yang kecil, maka kedua golongan ini sangat mudah melepaskan elektron, yaitu mudah melakukan reaksi oksidasi. Dengan demikian kedua golongan ini disebut sebagai zat pereduksi yang kuat (reduktor kuat). Sifat reduksinya makin ke kiri makin kuat dan makin ke bawah makin kuat. Jadi, sifat reduktor alkali lebih kuat dibanding alkali tanah.
Sifat-sifat Fisis Unsur Alkali (Golongan IA)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali tanah mempunyai sifat yang tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang relatif rendah, rapatannya yang relatif rendah, dan kelunakannya. Semua unsur logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan memencetnya di antara jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan ini mempunyai energi ionisasi dan keelektronegatifan ratarata yang paling rendah. Hal ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti.
Sifat-sifat Kimia Unsur Alkali (Golongan IA)
Sifat-sifat Fisis Logam Alkali Tanah
Sifat-sifat Kimia Logam Alkali Tanah
Berdasarkan mudahnya melepaskan
elektron, maka secara umum sifat-sifat kedua golongan tersebut sebagai berikut.
1) Sebagai reduktor kuat.
2) Mudah bereaksi (sangat
reaktif) dengan unsurunsur nonlogam.
3) Mudah bereaksi dengan air
kecuali Be. Sedangkan Mg bereaksi dengan air panas. Reaksi dengan air
menghasilkan gas hidrogen dan membentuk basa.
2 Na(s) + 2 H2O(l) → 2
NaOH(aq) + H2(g)
Ca(s) + 2 H2O(l)→Ca(OH)2(aq)
+ H2(g)
4) Oksidanya dalam air bersifat basa sehingga
disebut oksida basa.
Na2O + N2O →
2 NaOH
CaO + H2O → Ca(OH)2
Kedua logam tersebut bersifat
alkalis (pembentuk basa).
5) Logam alkali tanah dapat
bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu tinggi, menurut reaksi:
3 Mg + N2 → Mg3N2
Sedangkan pada alkali hanya logam
Li yang dapat bereaksi dengan nitrogen.
6 Li + N2 →2 Li3N
6) Logam alkali sifat
kelogamannya lebih kuat dibanding sifat logam alkali tanah. Dalam satu
golongan, baik alkali maupun alkali tanah makin ke bawah makin kuat sifat
logamnya. Sesium paling bersifat logam dan litium kurang bersifat logam. Barium
merupakan logam alkali tanah paling reaktif, sedangkan berilium merupakan logam
yang kurang reaktif.
7).Tes nyala
Menurut teori atom Niels Bohr, bahwa energi yang dibebaskan dari atom yang tereksitasi, faktanya berupa spektrum garis dari setiap unsur. Beberapa spektrum terletak pada panjang gelombang sinar tampak sehingga kita dapat mengamatinya. Pengamatan dapat dilakukan dengan membakar senyawa yang mengandung unsur tersebut, kemudian diamati warna nyala api yang terjadi.
Tabel 8.Warna tes nyala unsur alkali dan alkali tanah
Masing-masing warna mempunyai panjang gelombang tertentu dan ini berarti energi yang dibebaskannya juga tertentu.
Manfaat dan Pembuatan Unsur dan Senyawa Alkali dan Alkali Tanah